Selasa, 27 Mei 2014

Songket Tjut Nyak Dhien ke Paris

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai perempuan berdarah Aceh, desainer kebaya Amy Atmanto, 38 tahun, tergerak mengembalikan kejayaan kain tenun Aceh yang motifnya memikat dan indah serta halus seperti sutra. Berdua dengan sahabatnya, aktris yang juga berdarah Aceh, Cut Yanti, perancang kebaya ini juga saling memberi motivasi agar songket Aceh lebih meluas ke tengah masyarakat.

Walhasil mereka menggagas perkumpulan CInta Kain Aceh. Perkumpulan ini diresmikan pada 14 Oktober lalu di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, didukung oleh istri Gubernur Aceh, Darwati Irwandy Yusuf, dan pelindung Ny. Mutia Azwar Abubakar, istri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. “Kini industri kecil yang belakangan lesu ini akan dikembangkan lagi,” kata dia.


Menurut Amy, banyak motif songket Aceh, misalnya di daerah Gayo, belum banyak dikembangkan. Keinginan itu bak gayung bersambut. Deputi Kementerian Perekonomian meminta Amy meramaikan fashion show International Fair of the Moslem World 2011 di Le Bourget, Paris, Prancis, 17-18 Desember mendatang  (2011 yang lalu--admin).

Nanti Amy akan menampilkan 10 desain busana dari motif khas Aceh, seperti pucuk rebung, bunga cempaka, dan pintu Aceh dalam tema The Grand Aceh Heritage. Koleksinya, busana pengantin modifikasi dan busana muslim rancangan global. Kain etnis ini diberi detail payet dan swarovski.

“Tidak hanya desain, dalam setiap helai kain ada filosofi islami serta tradisi dan kebudayaan Aceh di dalamnya,” ujar pemilik label busana Royal Sulam dan Royal Kaftan ini. Mudah-mudahan langkah itu membuat tenun Aceh lebih dikenal dan membawa manfaat bagi masyarakat Aceh.


Tulisan Evieta Fadjar Pusporini, diunduh sepenuhnya dari: http://www.tempo.co/read/news/2011/11/04/001364921/Songket-Tjut-Nyak-Dhien-ke-Paris , dipublikasikan pertama kali pada 4 November 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar